Before
Saya dulu tidak mengenal investasi, yang saya lakukan setiap kali mendapatkan uang adalah ‘menyalurkannya’ ke dalam tiga hal ini, handphone model baru, makanan restoran dan membeli barang-barang yang ’saya kira’ saya butuhkan.
Saya juga dulu sering ingkar janji pada diri sendiri. Saya berkata saat menerima uang bahwa uang ini adalah uang ‘masa depan’, uang yang tidak akan diganggu. Tapi yah ketika melihat teman dengan handphone terbarunya atau ketika melihat papan iklan sebesar gajah terpampang disamping lampu merah, lupalah sudah akan janji manis itu.
Memang semua orang punya ‘pacarnya’ masing-masing. Ada yang ke hobi mobil, elektronik, musik, motor gede, tas-sepatu atau pakaian. Saya setuju mengatakan bahwa it’s ok untuk mengeluarkan uang untuk sesuatu yang anda suka, apalagi anda bersusah-payah mendapatkannya. Hanya ingat saja satu prinsip ini :
semakin banyak yang anda nikmati sekarang,
semakin sedikit yang tersisa untuk esok hari
Anda tinggal memilih kapan-nya. Dan anda bertanggung jawab atas pilihan anda sendiri.
Saya melalui masa-masa dimana saya menyesali semua pemborosan saya dimasa lalu, saya melalui masa dimana saya memaksakan diri untuk lebih disiplin menabung, terus menahan keinginan akan barang-barang, menahan diri untuk tidak jajan atau belanja hingga akhirnya terbentuk menjadi suatu kebiasaan hingga hari ini.
After
Kini saya menjadi orang yang lebih sederhana dibanding dulu dan saya terus memupuk investasi saya. Dulu umur handphone saya tidak pernah lebih dari 6 bulan. Kini saya masih menggunakan handphone yang saya beli 3,5 tahun yang lalu!
Saya dulu sering jalan-jalan dan makan diluar selepas jam kantor. Sebuah kegemaran yang boros. Kini saya tidak pernah melakukannya lagi dan pernikahan sangat membantu untuk ‘membawa’ saya pulang.
Sewaktu saya hidup konsumtif, saya bukan orang yang tidak menabung. Saya menabung. Hanya saja, beberapa pikiran saya selalu mengganggu. Akhirnya mereka mendorong saya untuk ‘mencoba’ merubah kebiasaan-kebiasaan saya. Saya ingin berbagi dengan anda beberapa pikiran tersebut :
- “Kenapa uang saya sedikit ya?” . Singkat saja, pada waktu itu saya ingin cepat kaya. Tapi anehnya hal itu rasanya tidak sampai-sampai. Persisnya waktu itu saya merasa dengan penghasilan 5 juta perbulan, kok tabungan saya mungkin hampir sama dengan orang hemat yang bergaji 2 juta.
- “Kemana saja uang saya dihabiskan ya, kok belum akhir bulan sudah habis?” . Pertanyaan ini, setelah saya bisa jawab, adalah kunci utama perubahan drastis saya! Pasti untuk anda juga! kuncinya, anda harus tahu kemana uang anda pergi! Setidaknya anda harus bisa dengan akurat menyebutkan kemana perginya 70% uang anda! Saya dulu melacak uang saya dengan menuliskan setiap pengeluaran harian saya di ‘Notes’ handphone secara singkat. Contoh : kode ‘B50′ artinya 50ribu untuk bensin. ‘F8′ artinya 8ribu untuk makanan (food). Pada akhir bulan, saya jumlahkan semua angka itu perkategori. Setelah saya melihat jumlahnya, saya terdiam. Sejak saat itu, pribadi saya yang konsumtif itu sudah pergi entah kemana.
- “Saya ingin uang saya menghasilkan uang lagi.” Inilah letak serunya dalam hal mengelola uang bagi saya. Di titik ini, saya menemukan tantangan yang ‘Lebih’ dari sekadar nasihat orang tua untuk “Menabung”. Bagi saya menabung identik dengan menumpuk uang sedangkan investasi adalah membuat uang! Tapi saya tidak seperti bonek langsung melempar diri ke kolam penuh piranha. Saya rajin mengerjakan semua ‘PR’ investasi saya dengan baik sebelum memulai investasi dan hasilnya sangat memuaskan sampai hari ini.
Jadi begitulah kisah investasi saya. Bukan dimulai dari uang yang banyak, tapi dari pikiran-pikiran saya. Dimulai dari kesadaran sendiri. Bukan nekat, bukan spekulasi. Saya tidak pernah spekulasikan uang saya. Saya pelajari, membeli dan terus memantau.
Mulailah investasi anda sekarang. Bukan dengan uang tapi dengan diri anda sendiri. Diri anda, pikiran anda adalah modal pertama anda untuk meraup lebih banyak lagi dimasa depan!
Jerrycourtesy of :
http://www.recehan.com/my-money-story/