"Ketika pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah mengering..."

Atas Nama "Proses"

Challenge Me, Color Me !

Sungguh Naif dan tepat, jika slogan blog saya diatas tersebut kemudian dimaknai sebagai suatu "semangat "
oportunis" yang kekanak-kanakan", hehe :) tanpa saya menyadari lagi tentang keberadaan "entitas - entitas" "ketidak pedulian" yang nyata, itu kalau kita bicara tentang isu-isu "keadilan" dan "pemerataan" yang terjadi di bangsa ini, sadar atau tidak, semakin mengkerucut lagi, hal ini pun berpengaruh di dalam interaksi kehidupan bermasyarakat kita sehari-hari, misalnya. dan kalau kita jeli, ternyata benturan/gesekan nya itu dekat sekali, namun sengaja atau tidak, hal ini berlarut-larut kita abaikan, pertanyaan nya kenapa ? untuk kemudian "ambil gampang" kah, tidak mau pusing lah, atas alasan praktisitas, yang penting lancar dan puffff... selesai... lalu kita ter-arahkan agar selalu cepat di dalam mengadaptasi perubahan-perubahan yang terjadi, untuk akhirnya mengambil kesimpulan dan berbagai ketentuan yang prinsip, bahwa inilah "proses" yang sebenarnya, inilah hakikat daripada suatu kompleksitas nasib dan takdir, atau inilah omong kosong yang sesungguhnya. :)

"seignorage ..." ternyata memang ada yang tidak beres dibalik semua ini.






(Kita berasumsi bahwa kita telah berada pada jalur yang tepat, ya inilah jalanmu wahai anak muda... , lalu kejar lah ... kemudian kita berharap banyak pada "nya" namun agak sulit dimengerti pada akhirnya). "nya" disini adalah "bermacam orientasi kita terhadap objek yang akan diraih".

Iqra' (Bacalah)

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Q.S Al-Alaq (1-5)

Tidak ada suatu kegemilangan tanpa adanya kekuatan "pengorbanan", dan pastilah tidak ada kesempurnaan dalam "kehambaan", dan jelas... bahwa tidak ada pengaruh reaksi tanpa adanya aksi, semua ini akan lalu lalang berjalan seiring dalam substansi alur perjalanan yang dinamakan Kesuksesan yaitu
" PROSES ".

e=mc2

Cara mudah untuk berpikir dalam sudut pandang yang "positif" adalah, selalu belajar menemukan solusi permasalahan dengan metode kuadran keikhlasan (99 thinking hats-ESQ way) terhadap hasil apapun yang akan kita terima, hihi.. :) walau saya bukanlah alumni dari Kaum elit ESQ, karena saat itu hanya cukup mampu membeli buku nya saja. :p tapi sedikit banyak bisa membekali saya diwaktu-waktu "transisi" saat itu...

"Rasa suka atau tidak suka dalam menerima hasil sangatlah bertentangan dengan pemahaman nilai-nilai keikhlasan itu sendiri" - ini kalau kita sudah bicara hasil, terlepas dari suatu perjalanan proses yang kita lalui... -

Kita membentuk siapa kita atas pilihan-pilihan yang kita ambil, secara sadar atau tidak, ini jelas... namun ada "kuasa" lain yang membentuk kita diluar dari dalam diri... yaitu aturan-aturan "tertentu" diatas kepentingan "penguasa"... sistem pengarahan secara massal dan cenderung bekerja secara tersembunyi tapi pasti... atau apalah namanya itu, yang jelas kita berada di dalam "lingkaran setan" yang terus ber-eksponensial ! yang kian hari menggenggam pencapaian kita dengan "keras", bahkan lambat laun tanpa kita sadari "meng-kerdilkan" dan akhirnya menyisihkan kita dalam pertarungan "ability versus mentality". dan ini tidak bisa kita pungkiri, terhadap se-nyaman apapun posisi kita saat ini.

dan kemudian kita pun kehilangan arah ....

Suatu penggiringan yang berbahaya -New way of fascism !- wallaaa....

(saya jadi ingat kisah seekor katak yang mati dalam air yang dipanas kan secara perlahan, apakah mungkin pada akhirnya kita akan menyerah dan kemudian mati lemas dikarenakan tanpa disadari menerima dan menerima, (karena proses pengarahan tadi) pada keadaan yang hampir sama seperti katak itu ?) yg jelas kita tidak "serendah" itu toh :)

Ada lagi kutipan beberapa sahabat dekat, yang mengatakan bahwa ;

" Beruntunglah... bagi mereka-mereka yang berkesempatan "

Ada benarnya ...

Tetapi... jika kita mencoba melihat lebih dalam lagi kutipan tersebut, ada "simpul-simpul" kekecewaan disitu, bahwa sepenuhnya tidak terlalu tepat jika mereka-mereka yang selangkah lebih "maju" atau berkesempatan saat ini, telah membawa kesiapan dan solusi atas keberlangsungan hidup kita yang ada dibelakang, hingga untuk menjadi penggembala domba-domba yang sengaja disesatkan.

apa peduli mereka !? nah ... kalau sudah begini... (ini nyata yang terjadi bagi sebagian orang , termasuk saya, dan tidak bermaksud selalu berprasangka buruk)

jelas... hal ini menunjukkan bahwa " proses pun bisa diarahkan"... tanpa kita sadari.
tinggal diatur maunya seperti apa...

Saya tidak mengatakan bahwa itu sebuah kecurangan, tetapi inilah realitanya, dan saya menyadari suka atau tidak...akan ada pengulangan-pengulangan dan rasa ketidak adilan yang semakin tumbuh karena perlakuan itu. dan akan terus bergerak berputar - putar tanpa titik temu ...

Kembali lagi kita sering mengkaitkan nya dengan peruntungan hakikat nasib dan takdir, secara manusiawi itu adalah sebuah pembenaran yang mutlak dan "tendensial" (curang bagi sebagian orang tapi tidak ada masalah bagi sebagian yang lain), meski dengan lampiran keterbatasan seorang hamba dimata Tuhan, dengan asumsi bahwa pilihan kita itu benar.

Lalu... Bagaimana kita tahu bahwa pilihan kita itu benar ?

Jawaban atas proses penciptaan. TIDAK ADA YANG TAHU. :)

Apakah suara kita akan terdengar oleh telinga-telinga yang tuli dan mata hati yang buta ?
tidak, kecuali kepada Tuhan.

Apakah kita akan berlaksana seikhlas-ikhlasnya, jika yang tersisa di sekeliling kita pun telah berevolusi menjadi suatu hamparan "labirin" yang luas , dimana kita tak dapat menemukan pintu-pintu kita sendiri, yang ada hanya pintu-pintu teror dan keputus asa an.

bisa saja, cobalah untuk sedikit "sensitif" terhadap apa yang ditemui dan dirasakan...(dalam artian yang positif tentu lah)

Tulisan ini saya buat dalam ketidak berpihakan saya kepada teori-teori pembenaran dan kejadian-kejadian yang disimpulkan sekonyong-konyongnya "sistemik", yang langsung saya temui dan rasakan akhir-akhir ini. bahwa selalu ada proses untuk mencapai sesuatu, itu benar...
tetapi dalam bentuk "ekliptika" proses yang seperti apa ? proses yang diarahkan pada "entitas" tertentu. kah? proses yang sengaja di "Sistemastis" kan agar membentuk kita menjadi pribadi - pribadi yang "pasif". .... pfff :p

" Tanpa kita sadari, kita tidak membentuk kita sendiri, ada "tangan-tangan tak terlihat (invisible hand) " yang membentuk kita Ini ! "

maka bersikap kritis sangatlah dianjurkan dalam mencerna setiap informasi dan aturan-aturan yang berkembang, apalagi terhadap kepentingan beberapa penguasa media dan opini... jangan mau dilemahkan oleh bombardir media dan kepentingan-kepentingan yang mengatas namakan "perubahan". karena pilihan sepenuhnya ada pada kita.

Selalu ikut-ikutan tertawa namun tidak mengetahui apa yang ditertawakan, selalu ikut menangis, namun tidak tahu persis apa yang sebetulnya kita tangisi, merasa tahu dengan pembenaran-pembenaran sederhana. lalu akhirnya menjadi penonton yang letih dan bosan atas komentar-komentar yang kita ciptakan sendiri.

Semakin tahu realita yang terjadi, kita seharusnya jangan menyerah lalu mengambil sikap "self-help" dan aman sendiri, kita menyadari ada yang tidak beres terhadap penerimaan kita, itu saja sudah suatu langkah pembelajaran yang baik... .

"hidup ini indah, jika dilalui pada proses yang benar !"

Sebuah pernyataan yang menimbulkan pertanyaan : Bagaimana ukuran Kepercayaan, ukuran Kejujuran, dan Keadilan yang ideal itu, dalam konteks proses meraih sesuatu (terlepas dari perjuangan keras kita sendiri)?

menurut saya kita semua sebagai makhluk yang paling mulia di semesta ini pastilah telah mengetahui persis seperti apa jawabannya.

bukalah mata kita lebar-lebar, dan lihat kondisi perjuangan masyarakat "marginal" itu seperti apa ... tumbuhkan semangat berbagi, peduli lah...

Sadari bahwa kesempatan itu akan datang dan pergi, bisa hari ini anda, bisa juga saya dan bisa juga siapa pun ... (memang ini tidak mudah, tapi setidaknya kita sudah berusaha untuk tidak menjadi orang-orang yang "terarah" tadi).

" ya, saya ikhlas dengan hasil yang saya dapatkan.... dan ini lah arti kecukupan dan penerimaan ( tanpa pengecualian terhadap hasil yang kita terima: suka ataupun tidak suka) , dan itulah makna d idalam melalui dan menikmati perjalanan "PROSES" yang sesungguhnya, sebelum kita bicara lebih jauh lagi mengenai "HASIL" yang diharap-harapkan"


Zaid Amin
(Dalam sebuah persimpangan dan pilihan)

Share:

Antara gorengan dan karang yang disapu ombak

Bicara investasi adalah bicara kalkulasi matriks yang serba eksponensial, dimana hitungan-hitungan matematis jalanan akan banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor x dan y, dimana 1+1=3 atau 1+1=11 atau 1+1=-1, ceilah bahasanya ... :p

Berawal dari keinginan untuk memulai belajar bisnis kecil-kecilan, mengenai bagaimana membangun pondasi jangka pendek, bagaimana memulai investasi yang kelihatannya kecil "tak berarti" namun "dahsyat" hasilnya, yang apabila bisa ter-akumulasi dengan disiplin, maka akan menghasilkan suatu keuntungan yang tidak disangka-sangka, contoh saja penjual gorengan.

Coba kita asumsikan harga satu buah gorengan di Palembang ini sekitar Rp.500 dengan content adonan 85% udara,10 persen tepung, dan sisanya beragam hehe..


Lalu, bagaimana kalau satu hari saja bisa menjual 250 buah gorengan, contoh kecil, menjual gorengan dengan strategi simbiosis mutualisme (menjual gorengan di dekat penjual bakso, misalnya, kemudian penjual es dan lain-lain atau ngga' mungkin khan jual gorengan di dekat tukang sol sepatu hehe... pasti ada juga yang terjual cuma ngga' banyak...

nah disitu akan terjadi suatu " law of attraction ", dimana yang satu menarik yang lainnnya... jadi istilahnya memuaskan pelanggan dengan trik-trik jebakan konsumtif, yang disatu sisi memudahkan, disisi lain menguntungkan ...

Pendapatan = Rp. 500x250 buah/harix30 hari = Rp. 3.750.000 (kotor)

Pengeluaran = bahan2/hari (minyak, tepung, sayuran)+ gas+makan+ban bocor+dll = 75.000

Total Keuntungan Bersih = Rp1.500.000/bln

itu kalau terjual 250 buah , tapi rata-rata hasil survey saya kecil-kecilan di lapangan menunjukkan, jika menjualnya dengan keliling, ada yang perhari sampe 500 buah dan lebih ... kalikan saja berapa keuntungannya .. :)

dari hitung-hitungan yang lebih mengedepankan investasi di sektor riil ini, telah membuat saya berminat untuk menjalankan usaha ini, namun masih terkendala dengan sdm nya saja ... hehe :p



Beralih lagi ke investasi yang aman dan cenderung anti inflasi, namun... disini dibutuhkan waktu dan kesabaran yang lebih lama, tidak cocok untuk jangka pendek, yaitu antara 2-3 tahun, contohnya dengan ber-investasi emas batangan, dalam hal ini investasi emas jenis ini lebih cenderung hanya sebagai penjaga asset/mempertahankan nilai kekayaan saja, syukur-syukur harga emas naik 2/3 tahun kedepan ... kenaikan harga emas pun rata-rata 20% - 30 % / tahun, nah saya sih masih dalam level ini, belum saatnya bener-bener masuk sektor riil tadi ...

keliling - keliling dari satu toko ke toko lainnya, hasilnya pun beragam, setiap toko menjual kadar emas yang berbeda namun sama 24 karat, awalnya saya kurang paham ... namun setelah tanya sani-sini ternyata nilai emas dibedakan oleh kadar persen yang ada didalamnya... yang paling baik itu ya yang 99%, namun jenis emas yang memiliki kadar ini harga dan jenis nya pun berbeda dibanding emas-emas yang lain ...
agak lebih mahal dan warna emasnya solid, tidak kelihatan pucat... btw coba aja deh boleh dibuktikan sendiri ...

untuk membeli emas memang tergantung dari jenis dan harga pilihan kita tadi, boleh di pegadaian (dengan sistem kredit), boleh di antam dan lain-lain... tergantung tingkat kebutuhan dan kemampuan :)

Ada cerita menarik ketika saya meminta referensi dari beberapa teman, tentang dimana membeli emas yang baik di Palembang ini, ada satu toko ... dimana di toko ini memang harga dan kadar emas yang lebih tinggi dari yang lain, juga terkenal dengan keramahan sang penjual yang enak diajak ngobrol... yahhh... setelah lama berbasa-basi dengan niat hanya bertanya-tanya, sang penjual pun menyuruh saya melihat lukisan yang terpajang disalah satu sudut ruangan tokonya, terlihat ada lukisan ombak yang tanpa henti menyapu karang, dia pun ber-analogi : " Investasi itu seperti lukisan itu dek, bisa terkadang pasang dan terkadang surut, bisa terkadang hempasan nya kuat namun bisa juga terkadang menyejukkan... jadi tergantung arah angin lah ! hehe... "

Lalu dengan sedikit berkelakar saya pun menimpali : iya sih ko, cuma tergantung karang nya juga kuat atau ngga' ... (eh si koko pun tertawa, iya, ya bener .. bener .. lama-lama kalau karangnya tidak kuat bisa terkikis oleh ombak-ombak lautan luas"....

Saya langsung teringat kata George Soros (salah satu spekulan terkenal itu).

" You can't control the market, You cannot control the macro economy, but you do have control over your micro-economy. Start cutting some of the extras, and concentrate on the basics. You will be amazed at the results a little adjustment in your spending can produce "

- in the journal of Open Society-


Zaid Amin



Share:

Menuju Orang Layer 3 (Drawn to Layer 3 Sender) Part:1

Beberapa pekan yang lalu, Bulan Desember 2009, Saya akhirnya memutuskan untuk memberanikan diri meneruskan Study CCNA di Jakarta, memulai lagi memanaskan "mesin - mesin" yang "dingin" :) yang karena rutinitas itu, sampai- sampai terkadang mengaburkan arah, untuk kemana harusnya saya memilih dan melangkah. :)

Mencoba meneruskan beberapa resolusi yang sempat tertunda, dan saya berpikir... kalau resolusi ini hanya dibiarkan begini saja, sudah pasti bisa ditebak bahwa semua mimpi-mimpi ini hanya akan menjadi kertas lusuh yang tak berguna, yang menjadi teman akrab debu-debu di dinding kamar, bahkan lebih dari itu ... mungkin di suatu ketika saya melihat tulisan-tulisan itu lagi ... ini akan menjadi bumerang yang tak berujung.

Hari-hari penuh pelajaran berharga sebentar lagi akan tiba, dan dengan berbekal pinjaman lunak dari sebuah bank syariah, ditambah sedikit kepercayaan diri, saya akhirnya berangkat ke Jakarta.

Dimulai dari persiapan-persiapan kecil, sampai diskusi setiap malam bersama keluarga menjelang kepergian, menambah keyakinan saya, bahwa inilah seharusnya jalan-nya. Tidak mudah memang, apalagi hidup dalam keluarga yang secara ekonomi dan pendidikan masih termarginalkan, ini adalah suatu pilihan besar untuk "berubah".


(Friends and Empek-empek, this is the key !!! . Jakarta, Dec-09)


"Ini hanyalah langkah kecil, demi untuk suatu perubahan besar ... "

Bismillah ... Tanggal 14 Desember 2009, Saya berangkat dari Palembang menuju Jakarta dengan menaiki pesawat B*t*v*a Air, yang kalau tidak ada halangan suatu apapun, akan tiba di Jakarta pada pukul 15.30 wib ... dimana memang sebelumnya saya sudah mengontact beberapa sahabat disana. Dalam sore yang sedikit mendung yang diwarnai dengan gerimis serta instrumen-instrumen tua dari pesawat ini (jok tempat duduk yang banyak terkelupas, baut-baut yang sudah tidak pas pada dudukannya dan cat pesawat yang kelihatan sudah memudar) membuat saya agak deg-deg an mengawali perjalanan ini.


(Yosi and Her Cooking set hehe.. Jakarta, Dec-09)

Masuk kedalam pesawat dan mendapat seat pas di samping jendela, tepatnya di "middle rescue position" atau apalah namanya, menambah sensasi tersendiri, kalau-kalau ada pendaratan darurat, saya pun turut mempunyai tanggung jawab untuk menjadi "The first safety maker." hmmm.. mudah- mudahan saja tidak... hiihihi... lalu setelah ada beberapa peragaan-peragaan dari mba'-mba' pramugari yang ramah-ramah itu, hehe :p pesawat pun take off dan masuk kedalam awan mendung tak berkesudahan ... hehe.. lagi-lagi saya sedikit panik dan hanya bisa berdoa dalam hati.


(Friends and Empek-empek, this is the key !!!. Jakarta, Dec-09)


(The Key has gone !!! What's next ... ??? Pecel lele ???. Jakarta, Dec-09)


(Yosi and his Aa' Helmi . Jakarta, Dec-09)

Selang tak lama kemudian pesawat naik pada posisi yang cukup tinggi dan pada saat inilah ada pemandangan manis, entah apa maksudnya... tapi dengan melihat pemandangan ini, hati saya sedikit lega, terlihat pelangi yang mungkin baru kali itu saya melihat pelangi yang jelas sekali dan besar seperti itu ... mungkin karena posisi kita di udara kali yach ... ?


(Bidakara Tower. Jakarta, Dec-09)

Sesampai di Soekarno-Hatta saya langsung menuju ke Jalan Gatot Subroto untuk kemudian menemui sahabat yang akan menjemput, namanya Yosi anak ibu Ida hehehe.... mengenal sahabat yang satu ini sebenarnya sudah dari SMP, dan merupakan suatu kehormatan besar bisa mengenalnya.. sahhh... hehehe... :) anaknya pintar dan berbakat :p Sahabat ku ini telah bekerja di suatu perusahaan telco terkenal ... yaitu Nokia Siemens Network (NSN) .


(Shadows Play. Jakarta, Dec-09)

Ada perasaan lega dan bebas, ketika hampir beberapa menit "Landing" hingga sedikit santai-santai di Hotel Kartika ini, bagaimana tidak ... semua yang saya lihat dari "kejauhan", kini saya telah menjadi bagian dari itu. Pukul 16.00 WIB Sahabat ku Yosi pun datang menjemput dengan memperlihatkan senyumnya yang khas itu ... :o tampak sekali sang engineer muda terlihat letih , karena baru pulang dari aktifitasnya hari itu.


(The Class . Jakarta, Dec-09)


(The Students . Jakarta, Dec-09)

Tak menunggu lama, kami pun mencari tempat makan untuk kemudian menaruh barang-barang , dan melabuhkan sedikit empek-empek yang sudah saya siapkan sebelumnya.


( "Pelangi itu" . Jakarta, Dec-09)

-bersambung-



"Don’t ever be too impressed with goal setting,
Be impressed with goal getting"…..(John C Maxwell)



Zaid Amin






Share:

A masterpiece ((* * * * *)) , u would not believe with your eyes !!! *sigh*

Through beyond your imagination !!!

Just my mind blowing, or the whole world being speak loud for this lunatic movie :) hehe...

First I saw a trailer in central town, and never founded some excuse to watch this movie, and so on until 2 days ago, it's amazed me, again ... and again ...


" Man, I thought I was the only nuts about. I think I can go about 48 hours without seeing it again. People who haven't seen it ask me what it it's about. I say it's about death, rebirth, sin, redemption, the whole 9 yards. You have to have something to fight for." You know what -- you can make your own world as beautiful as you want, but it's nice to have a reference point, like Pandora!! (it's another quote from fans at http://avatar.typepad.com/events/page/2?fbid=pIGV3w2Vjsi) "



(with the maestro : James Cameron)

and another buddy asked me, how it can made? it' so real and smooth ... " brilliant worked !!! " and my answered is simple, I don't know exactly... :p it's hollywood bro !!! there is a thousand artificial method, then he dissolve on the depth curious ... :O



Trully... this movie had been totally inspired me, with a different way absolutely, that's no more imperialized action in this world, anyone must decided his own fate, no more social pressure.



and Avatar is about our manifestation in this life... this movie stunning me with a pretty mind way... :)


(best scenes ever ... :p)


-Zaid Amin-





Share:

ORCID iD

Insan Agung

Insan Agung

Popular Posts

Powered by Blogger.