"Ketika pena telah diangkat, dan lembaran-lembaran telah mengering..."

Pulang kampung untuk bersahabat dengan gempa?

Lais-Jum'at 30 Oct 09 yang lalu, gempa bumi berkekuatan 5,1 pada skala richter, kembali mengguncang Kota Raflesia-Bengkulu, ketika itu ... Saya dan beberapa rekan sedang bertugas memberikan "short training" di Rakyat Bengkulu TV yg merupakan salah satu grup JPMC, saat itu kurang lebih pukul 11.25, Saya sendiri sebetulnya sedang berada di lantai 5 di salah satu ruangan, dengan tanpa basa-basi seketika guncangan keras akan gesekan lempeng eurasia ini pun tak ayal membuat saya "ketar-ketir" dibuatnya, hehe... :p

Sebagian kita memahami, bahwa Kota Bengkulu adalah salah satu kota yang rawan akan aktifitas seismik gempa, menurut ahli sih, karena terletak dalam garis lempeng Eurasia dan Indoaustralia yang cenderung bergeser dari waktu ke waktu... So, masyarakat yang sudah lama menahun disini pun menganggap bahwa peristiwa seperti ini adalah hal yang sudah biasa terjadi... " yach, mau apa lagi ... ambil positif nya aja ... toh kita tidak akan mampu mencegahnya, ya udah mau ngga' mau kita harus bersahabat dengan gempa: ujar salah satu rekan disini.

Perjalanan tugas kali ini terasa sedikit berbeda, kenapa ? karena saya sendiri sebenarnya masih berasal dari keturunan orang Bengkulu, Ayah saya lahir di salah satu Kota Kecil di selatan Bengkulu... yaitu Kota Curup, Kabupaten Rejang Lebong.

Lebih menepi... melewati kota ini (Curup) sekali lagi, bagaikan "de javu" yang mengesankan... entahlah seperti ada perasaan nyaman yang tidak terlukiskan berada di kota ini.

Selain landscape panorama kota yang indah dan tenang menghanyutkan... hehe... kota ini pun memiliki sejarah yang berarti, pernah pada zaman kepemimpinan Gubernur A.K. Gani saat itu. Kota ini menjadi ibukota Provinsi Sumatera Selatan pada masa revolusi.

Kembali lagi ke kota ini bukan lah suatu hal yang tidak terpikirkan, nanti pada saatnya kelak... akan ada perjalanan baru lagi yang lebih berkesan, kalau ada rezeki dan umur ... pinta dalam hati untuk mengajak keluarga dan beberapa orang tercinta untuk pulang kampung sekali lagi.

Beralih ke Kota Bengkulu ... setelah kurang lebih satu pekan bertugas, saya dan rekan's dari Palembang keliling2 kota Bengkulu full satu hari penuh, istilah kata orang jauh tu, pusing-pusing menikmati wisata dan sebagainya.

Pantai panjang, jelas panjang banget... established pantai yang terbuka lebar ngga' main-main langsung mengarah ke Samudera Indonesia, uh tak terbayang kalau ada perihal yang tak di inginkan terjadi disini.

Yang pasti, pulang kampung kali ini... kian menambah rasa sadar akan asal diri ini, siapa saya ... akan kemana tujuan saya , pun jauh saya pergi akan merasa nyaman kalau pulang kerumah sendiri...

" Bukalah mata, hati dan pikiran mu lebih jauh lagi "... hidup itu takkan semudah ini, takkan hanya secuil ini ... hidup ini tak sementara (itu kata Om Mario Teguh), superrr sekali ...hehe.. :p

With pic :


(Set : Salah satu bangunan yang rusak akibat gempa)



(Set : makanan khas bengkulu, lupa namanya ? hehe)



(Set : suasana senja di pantai panjang ;) )





(Set : on field training nor ojt looo... )



(Set : Freedom... hehehe )




(Set : with crew RBTV, mantaaab... :) )


Share:

Menghitung Luas & Volume sederhana dengan Shell

Abstraksi

Shell adalah program (penterjemah perintah) yang menjembatani user dengan sistem operasi shell juga merupakan bahasa pemrograman yang didesain khusus untuk pemrograman sistem.


Beberapa shell yang ada di unix yaitu :


- Bourne Shell (sh)
- C Shell (csh)
- Korn Shell (ksh)
- Bourne again shell (bash)



Menghitung luas & volume bangun, berikut dokumentasi nya :


1. Bash adalah shell aktif di sistem saya, jika pada terminal output anda berbeda, ubahlah dengan perintah

#bash

2. Buatlah suatu file shell yang baru, pada kali ini saya memberi nama file shell dengan nama :
hitung.sh

#gedit hitung.sh& (utility & agar proses ditempatkan pada background shell)

3. Setelah kita memahami beberapa rumus luas & volume untuk ruang bangun, adapaun beberapa perintah shell yang saya injeksi ke dalam file hitung.sh

#chmod 755 hitung.sh (ubah akses permission)
#./hitung.sh (eksekusi file)

dan berikut juga beberapa snap shot yang saya build pada OS Sun Solaris:


(gambar 1)



(gambar 2)



(gambar 3)


Pada gambar 2, saya juga menginjeksi beberapa statement while.

-selesai-



by: Zaid Amin


Share:

First milestone to oversea , a captivate, a spirit, a dream...

Dalam tingkatan bahasa sinisasi yang cukup tinggi dan kompleksitas sistem serba labrak di tempat ini... membuat perputaran waktu suasana akhir pekan kali ini agak sedikit melambat, slow berraaaaaattt....

Sedikit "dibawah aneh, sedikit ada tekanan batin" atau boleh di-asumsikan " Meng-anehkan weekend & Dianehkan weekend " hehehe :p




Tidak mudah untuk melawan kebosanan ini kawan ... cukupkah saja mimpi-mimpi ini disimpan dalam kotak yang berdebu ini ....

Setelah sedikit olahraga jari, klak klik, browsing dan jump sana-sini beberapa saat, pun otak kiri ini yang tadinya kaku, mulai akhirnya fleksibel dan nglenyes ... hehehe...

Mulai dari gempuran bit-bit success story, inspired journey yang dishare oleh teman-teman's maya yang nun jauh disana, akhirnya memikat hati yang jenuh ini untuk kembali berwarna...

Dikutip dari sebuah catatan seorang mahasiswa pasca sarjana di oversea, begitu inspiratif, hingga lalu membuat diri ini mencoba berandai-andai, untuk kemudian merangkum serpihan pertanyaan-pertanyaan dalam hati :

Apakah mungkin... dalam keadaan dan lingkungan yang stuck-none seperti ini, mungkinkah dengan secuil semangat anak kampung yang "buta" ini, yang terkadang diiringi oleh benturan langkah kesana-sini, tersantuk & kian tertatih-tatih... ???

hhhhh " Melipat tangan didada, sambil berdiri di samping jendela menatap keluar dan mulai berfantasi... "

"how to found that path ...? "

5W1H ?
--------------------------------------------------------------------------------------------------


Oslo-Norway.

Sebuah Sapa dan Cerita Dari Norwegia Untuk Indonesia


Selamat pagi, siang, sore, dan malam Indonesia. Setelah hampir satu tahun tinggal di Norwegia, makin hari makin terasa betapa kesejukan, kemudahan, dan kenyamanan di sini sungguh tidak dapat mengobati rasa rindu terhadap panas dan payahnya hidup di Indonesia. Memang benar kata pepatah, hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, tetap lebih senang hidup di negeri sendiri. Sebagai wujud rindu, tulisan ini pun dibuat untuk sekedar menyampaikan sapa dan berbagi cerita soal sebuah negeri nun jauh di belahan utara bumi, Norwegia, tempat di mana olah raga Ski dilahirkan.

Suhu udara baru saja kembali ke area positif belakangan ini, namun masih di kisaran 2-6 derajat celcius di Oslo. Salju masih ada, namun tak lagi setinggi paha, jalanan pun tak lagi berwarna putih tertutupi taburan salju. Senang sekali, musim semi akan tiba, pohon-pohon yang kering akan kembali ditumbuhi daun-daun, hijaunya rumput pun akan kembali warnai hari setelah diselimuti salju sejak November, pekarangan pun akan kembali siap untuk ditanami beraneka ragam bunga, dan matahari pun akan semakin sering bersinar ceriakan hari. Seumur hidup, tak pernah rasanya saya begitu antusias untuk menyambut datangnya sinar terang matahari. Mengingat Indonesia punya sinar matahari hampir setiap hari, membuatnya menjadi tidak terlalu spesial. Belum lagi, sinar matahari Indonesia begitu menyengat.

Di sini, anak kecil sampai orang tua bertaburan bermain dan bersantai di luar rumah ketika matahari bersinar cerah, matahari terlalu jarang muncul untuk disia-siakan. Di Indonesia, jangan harap orang mau bersantai di luar rumah sebelum matahari mulai meminggir. Selain untuk bersantai, orang-orang di sini juga senang berjemur karena ingin membuat warna kulit mereka menjadi kecoklatan. Bagi mereka, kulit yang terlalu putih terlihat sangat pucat dan seperti orang sakit, makanya mereka ingin kulit yang kecoklatan agar tampak lebih segar dan indah. Sementara di Indonesia, gadis-gadis sibuk memutihkan diri, bahkan ada jelas-jelas sudah dilahirkan sawo matang pun masih saja terapi suntik vitamin C supaya bisa lebih putih bersinar. Ada-ada saja. Sepertinya susah sekali untuk menyukai diri sendiri apa adanya.

Selain terkenal dengan olah raga Ski dan kesenangannya berjemur, orang Norwegia juga terkenal sebagai salah satu kelompok masyarakat yang paling baik hati di dunia. Jika anda tersesat di Norwegia, tenang saja, pasti akan ada yang menolong Anda. Ditambah lagi, mereka bisa berbahasa Inggris. Jadi kesulitan yang kebanyakan turis alami di Spanyol, Italia, atau Perancis, tidak akan terjadi di Norwegia. Namun, mereka adalah orang-orang baik hati yang juga sering dibilang "dingin", karena sikapnya yang cenderung tertutup, individualis, membutuhkan ruang besar untuk diri mereka sendiri dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk orang lain. Jika seseorang butuh pertolongan, mereka pasti akan bantu sebisanya, tapi bukan berarti mereka "mau" berteman. Kata seorang teman asli Norwegia, panjangnya musim dingin membuat mereka malas keluar rumah dan malas bersosialisasi, sehingga terpola karakter yang lebih tertutup dan individualis tersebut. Inilah menurut saya salah satu perbedaan besar antara orang Norwegia dan Indonesia. Saya rindu suasana keakraban dan kebiasaan silaturahmi orang Indonesia. Walaupun Indonesia negerinya panas, orang-orangnya tidak berhati panas dan suka marah-marah. Orang Indonesia itu murah senyum dan suka bertegur sapa, orang Indonesia itu hangat dan bersahabat.

Tapi pernah juga dalam hati terbersit untuk melanjutkan bekerja di Norwegia setelah lulus kuliah nanti. Selain karena iklim yang lebih beragam dan indah, hidup di sini juga mudah dan nyaman. Mudah karena sekolah murah sekali (biaya per semester untuk program master di kampus saya hanya sekitar Rp.600,000), transportasi publik juga sangat nyaman, teratur (jarang sekali terjadi kemacetan atau kecelakaan), dan tepat waktu, rasanya tidak ada perlunya punya mobil sendiri. Di sini juga selalu ada pekerjaan (part-time atau full-time). Harga-harga barang dan jasa di sini memang sangat mahal (sekitar 5-6 kali lebih mahal dari standar harga Indonesia), tapi gaji pekerja juga sangat tinggi (UMR Norwegia sekitar Rp. 180,000 per jam, sekitar 30 kali lebih tinggi dari UMR Indonesia). Petugas kebersihan di sini, mampu menyewa apartemen, mampu makan di restoran, mampu beli mobil, dan kalau dia pandai menabung, bisa jalan-jalan ke luar negeri. Makanya banyak anak muda Norwegia tidak ingin langsung kuliah setelah lulus SMU. Mereka memilih untuk bekerja dulu, menjadi kasir, petugas kebersihan, pelayan, dan sebagainya selama 6-10 bulan. Sebagian besar penghasilannya mereka tabung, lalu jalan-jalan ke luar negeri selama 2-4 bulan. Setelah istirahat dan senang-senang 1 tahun, baru mereka kuliah. Ketika kuliah, setiap bulan mereka akan menerima pinjaman tanpa bunga dari pemerintah sekitar Rp.16 juta (ini cukup untuk bayar sewa flat, makanan enak, jalan-jalan, dan pesta alkohol). Kalau mereka berhasil lulus, hanya sekitar 60% dari total hutang saja yang perlu mereka bayar kembali kepada pemerintah. Bagaimana, enak bukan?

Norwegia juga sangat nyaman karena segala sesuatu diatur dan diurus dengan baik, sehingga kualitas hidup masyarakatnya pun baik. Tidak perlu lagi masyarakat khawatir dengan giliran pemadaman listrik, langka BBM, atau keterbatasan akses terhadap air bersih. Di sini, kita bisa meminum air langsung dari keran mana saja di seluruh Norwegia, mau dari keran di rumah, di apartemen, maupun di toilet-toilet umum. Belum lagi kesadaran penduduknya akan kebersihan sudah sangat tinggi. Hampir tidak ada lagi yang membuang sampah sembarangan. Mereka juga telah memisahkan sampah ke dalam 5 kategori yang harus di buang di tempat sampah yang tersendiri: organik, kertas, kaleng, plastik, dan kaca (semua akan didaur ulang); dan di sini, sudah tidak ada lagi toilet yang berlantai becek, semua toilet kering dan bersih.

Selain itu, negeri ini sangat aman. Anda ketinggalan tas atau dompet di kereta api atau bus? Tenang, telpon saja perusahaan terkait, pasti mereka akan menemukan dan menyimpankan dompet Anda. Tidak akan ada yang mengambil dompet yang jatuh, yang ada, orang yang menemukan akan melapor ke petugas dan menyerahkan dompet tersebut. Belum selesai. Di sini, semua jenis transaksi dari beli permen, pulsa telepon sampai beli tiket pesawat, dapat diselesaikan dengan kartu debit/kredit maupun internet banking. Kita bahkan bisa membeli tiket di dalam kereta api (jika tengah buru-buru sehingga tidak sempat membeli di mesin tiket), dengan kartu. Mesin untuk pembayaran kartu ada di mana-mana, supir taksi, supir bis, petugas kereta api, toko-toko dari yang besar sampai yang kecil-kecil, semua punya. Sungguh memudahkan hidup.

Bagaimana dengan suasana kota? Tersedianya trotoar yang lebar bagi para pejalan kaki adalah fasilitas yang sangat saya nikmati. Sungguh nyaman menjadi pejalan kaki dan pengguna transportasi publik di sini. Berjalan kaki mengelilingi pusat kota adalah aktifitas yang sangat mengasikkan, karena town square di sini benar-benar town square alias perempatan atau alun-alun kota (bukan Mal town square), pintu utama mal-mal, restoran-restoran, toko-toko, atau kafe-kafe benar-benar langsung menghadap trotoar. Dari trotoar kita bisa melihat etalase dari berbagai jenis toko, dari trotoar kita bisa belanja mata. Di musim panas, umumnya kafe-kafe menyediakan kursi di teras gedung alias di atas trotoar, membuat suasana kota menjadi terasa sungguh santai dan akrab. Kapan ya Indonesia bisa punya tata kota yang rapi dan indah seperti Norwegia? Kapan pula Pontianak punya the real town square? Tak perlu lah kita membangun town square ala Eropa, kita bisa bangun dengan gaya khas kita sendiri. Inti dari town square itu adalah pusat kota di mana masyarakat dalam menemukan dan melakukan aktifitas apa saja di sekitar area tersebut. Mau beli buku, CD, baju, atau sekedar mau makan atau duduk santai di kafe, sampai mau istirahat (hotel).

Sungguh enak hidup di negeri ini, sebenarnya. Tapi bersitan ide untuk tinggal di sini tak kunjung pula menjadi niat bulat. Di sini tidak ada satu pun pasar di mana pelanggan masih bisa menawar harga. Di sini tidak ada pisang kepok, tidak ada durian, juga susah mencari tahu, dan tidak ada Es Lidah Buaya. Di sini hampir tidak pernah terdengar suara azan. Di sini orang-orang tua (warga senior) sering jalan-jalan sendiri, tidak ada yang menemani. Sampai saat ini saya belum pernah melihat atau mendengar ada warga senior yang hidup satu atap bersama salah satu anaknya. Anak-anak mereka yang sudah memiliki keluarga sendiri sibuk dengan urusan sendiri-sendiri, dan hanya akan berkunjung sesekali. Kebanyakan warga senior di sini harus menjalani hari tua mereka sendirian, dengan banyak waktu luang, tapi tidak banyak kasih sayang, kesepian. Di sini juga, orang-orang tampaknya sudah tidak lagi menjunjung tinggi janji pernikahan, orang begitu mudah memutuskan untuk bercerai (Norwegia salah satu negara dengan tingkat perceraian tertinggi di dunia, 45%); dan di sini, tidak mengenali tetangga sendiri adalah hal yang biasa. Boro-boro berbagi makanan dengan tetangga atau kerja bakti bersama.

Kita adalah tipe masyarakat yang masih memiliki pondasi norma-norma sosial dan kesopanan yang tinggi. Masyarakat Indonesia itu hangat, lebih bersahabat, lebih menghormati dan menyayangi orang tua, serta lebih senang berbagi dan silaturahmi. Tapi sayangnya kita masih miskin dan terbelakang dalam pembangunan. Jika mulai sekarang kita semua bekerja 1.5 kali saja lebih keras, sepertinya memiliki Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera bukan hanya akan selalu jadi mimpi di siang bolong dalam 10 tahun ke depan. Tak perlu lah kita berpikir untuk melakukan aksi yang besar-besar, cukup mulai dari yang kecil-kecil saja. Seperti mulai berhenti membuang sampah sembarangan, mulai berhenti korupsi waktu, atau mulai dengan lebih berani mengakui kesalahan dan berhenti "menyogok" ketika ditilang Pak Polisi karena tidak memakai helm?

Mari berandai-andai, jika dalam 10 tahun ke depan benar-benar tercapai Indonesia yang adil, damai, dan sejahtera, bukankah Indonesia dengan segala norma dan karakter bangsa-nya dapat menjadi negeri yang 10 kali lebih membahagiakan dari Norwegia? Salam hangat dan semangat selalu. (Mahasiswa Pasca Sarjana).

Share:

Metode akses CSMA/CD pada Ethernet

Setelah beberapa saat menyibukkan diri dengan moment puasa dan lebaran, kali ini sudah saatnya saya untuk memulai kembali memanaskan mesin dan kembali pada " board " kemudi, demi serpihan komitmen yang harus segera dan sesegeranya di selesaikan :p , & semoga saja jerih payah 4 tahun kebelakang akan selesai pada akhir 2010 nanti, Insya Allah .. amin... dan berikut beberapa kutipan yang saya ambil dari:

" Solaris 10 Network Administration SA-300-S10, Student guide "


Mengenal Konsep Ethernet:

Ethernet pada awal mula didesain untuk dipakai sebagai paket switching yang berjalan pada LAN (Local Area Network) berbasis broadcast technology, dimana perangkat terhubung pada jaringan dan bersaing dalam komunikasi pembagian data. Standar IEEE802.3 untuk Ethernet ditemukan pada tahun 1985. Standar Ethernet ini di implementasikan pada antar muka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP model.


Beberapa elemen Ethernet yang umum:

- Ethernet packets, yang dinamakan " Frames" - frames adalah beberapa unit data yang terkirim diatas jaringan

- Metode akses pada Ethernet, yang dikenal CSMA/CD- metode ini mengontrol transmisi beberapa paket dan informasi yang berjalan pada perangkat keras Ethernet.

- Perangkat keras kabel-kabel, konektor-konektor, dan komponen sirkuit, perangkat ini mengirimkan data ke dan dari sistem yang berjalan pada jaringan.


CSMA/CD Access Method

CSMA/CD adalah sebuah metode akses yang memiliki kewenangan dan menghasilkan sebuah metode untuk mendeteksi dan memperbarui beberapa transmisi yang simultan. Setiap Interface mengawasi jaringan dalam aktifitas membawa singnal (Carier Sense), dan memiliki kesempatan yang sama untuk mengirimkan data (Multiple Access).

Jika ada dua interfaces mencoba untuk mengirimkan data pada waktu yang bersamaan, si penerima akan mendeteksi sebuah kemungkinan tabrakan data "Collision detection", dan kedua interface haru menunggu dalam periode sesaat sebelum mereka berusaha mengirim kembali data tersebut.periode waktu ditentukan dengan menggunakan " exponential back-off algorithm".


Gambar dibawah ini menunjukkan bagaimana CSMA/CD mengakses pada jaringan:

Structure of CSMA/CD





Ethernet Statistik

perintah netstat menampilkan statistik informasi pada jaringan yang berhubungan, seperti " collision rate ". Didalam topologi media yang berbagi, tabrakan data dapat sering terjadi., hal ini dikarenakan kenaikan pada pada lalu lintas jaringan. Tabrakan data mengalami kenaikan secara eksponensial sampai ketika hampir tidak ada lagi data yang di proses.

Untuk menampilkan penggunaan terkait Ethernet Interfaces, gunakan perintah netstat dengan opsi -i , sebagai contoh :

# netstat -i
Name Mtu Net/Dest Address Ipkts Ierrs Opkts Oerrs Collis Queue
lo0 8232 loopback localhost 52559 0 52559 0 0 0

hme0 1500 sys11 sys11 18973 0 30292 0 0 0
#

Collision Rates

Tabrakan data (Collision) terjadi ketika dua atau lebih sistem mencoba untuk mengirimkan data pada suatu jaringan yang bersamaan,Collision rates mengindikasikan jumlah dari tabrakan yang terjadi.

berikut cara mengkalkulasikan collision rate, dengan mengalikan 100 pada jumlah dari collisions yang terjadi, dan membagi jumlah tersebut dengan totatl jumlah dari output packets (paket yang keluar).

Sebagai contoh , asumsikan bahwa perintah netstat melaporkan 12 collisons dan 1302 output packets, dan kalkulasi collison rate adalah sebagai berikut:

100 * 12 / 1302 = 1.0 percent collision rate


Secara Umum :


  • Collison rates lebih dari 5 persen pada jaringan10-Mbs Ethernet , dan10 percent pada jaringan 100-Mbps Ethernet, adalah suatu indikasi awal bahwa jaringan tersebut "overload" (kelebihan beban)
  • Kesalahan pada instalasi kabel biasanya juga dapat menimbulkan suatu colliions yang melewati medan-medan magnet/melalui jaringan listrik.
  • Dengan adanya switch akan menimalisir tabrakan data dengan mengurangi collision domain untuk suatu sistem.

Input and Output Errors


Jika perintah netstat melaporkan jumlah collision yang besar (sekitar 20-25 persen) dari aktifitas input dan output yang error pada suatu sistem jaringan,maka anda bisa mengikut sertakan beberapa alasan sebagai berikut:

  • Adanya alamat IP yang sama yang digunakan pada jaringan yang satu network ID
  • Kesalahan teknis pada kabel
  • Kesalahan teknis pada port di concentrator,hub, switch, atau router
  • Kesalahan teknis pada Intefaces

Sekian :)



by : Zaid Amin



Share:

ORCID iD

Insan Agung

Insan Agung

Popular Posts

Powered by Blogger.